MAKALAH
SKEMA PENGEMBANGAN PARIWISATA PESISIR

`























BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Negara Kesatuan Republik Indonesia merupakan Negara yang kaya akan keindahan alam,flora dan fauna serta beraneka ragam budaya, yang semua dapat memberikan devisa yang cukup besar bagi dunia pariwisata. Secara umum pariwisata dipandang sebagai sektor yang dapat mendorong dan meningkatkan kegiatan pembangunan, membuka lapangan usaha baru, membuka lapangan kerja dan dapat meningkatkan pendapatan masyarakat serta pendapatan asli daerah, apabila dapat dikelola dan dikembangkan secara maksimal. Memasuki era globalisasi peranan industri pariwisata harus didukung dengan sumber daya
      Wilayah Indonesia yang dilewati garis khatulistiwa menjadikan Indonesia memilik iklim yang memunculkan beraneka ragam flora dan fauna yang mempesona para wisatawan untuk berkunjung ke Indonesia. Keadaan geografis Indonesia yang berupa hutan hujan tropis, gunung, pantai, dan juga lautan serta keanekaragaman budaya yang merupakan modal dasar yang  sangat potensial untuk di jadikan DaerahTujuan Wisata (DTW) yang terkenal di dunia. Dilatar belakangi oleh keindahan alam dan keanekaragaman budaya, menjadikan negara Indonesia sebagai negara yang terkenal akan objek wisata, baik itu objek wisata alam maupun objek wisata budaya. Selain untuk menjaga kelangsungan hidup para pelaku wisata, pendapatan dari objek-objek wisata juga dapat meningkatkan pemasukan bagi pemerintah daerah khususnya dan pemerintah pusat pada umumnya. Untuk kelancaran pengembangan pariwisata diperlukan beberapa pendorong yang penting antara lain seperti jalan yang baik, transportasi darat, laut, udara, dan akomodasi sebagai sarana yang tak kalah pentingnya dalam pengembangan pariwisata. 
      Pengelolaan kegiatan pariwisata sangat diperlukan dalam rangka menahan wisatawan untuk tinggal lebih lama di daerah tujuan wisata dan bagaimana wisatawan membelanjakan uang sebanyak- banyaknya selama melakukan wisata. Makin lama wisatawan berada di suatu tempat wisata akan meningkatkan pengeluaran mereka, sehingga akan membangkitkan perusahan jasa transportasi, hiburan, akomodasi, dan jasa lainnya. Pengembangan kepariwisataan berkaitan erat dengan pelestarian budaya bangsa, dengan memanfaatkan seluruh potensi keindahan dan kekayaan alam. Pengembangan disini bukan berarti merubah secara total, tetapi lebih berarti mengelola, memanfaatkan dan melestarikan setiap potensi yang ada, dimana potensi tersebut dirangkaikan menjadi satu daya tarik wisata. Oleh karena itu pengelolaan dan memanfaatkan potensi pariwisata yang dimiliki daerah juga dikelola oleh masing-masing  daerah. Begitu juga halnya dengan Provinsi Lampung yang memiliki banyak potensi dan sumber daya alam yang dapat dikembangkan sebagai daya tarik wisata.manusia yang berkualitas dan profesional. 
      Sarana dan prasarana dalam suatu objek wisata itu sangat diperlukan untuk menarik wisatawan untuk mengunjungi suatu objek wisata. Semakin lengkap sarana dan prasarana yang disediakan di suatu objek wisata akan membuat wisatawan nyaman dan betah menikmati objek wisata tersebut. Dalam UU No. 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan dijelaskan bahwa pariwisata ialah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha dan pemerintah.
1.2 Rumusan Masalah
      Berdasarkan uraian latar belakang tersebut diatas maka masalah dalam makalah ni dapat dirumuskan sebagai berikut.
1)    Apa itu pariwisata ?
2)    Apa saja jenis-jenis pariwisata?
3)    Apa itu potensi wisata?
4)    Bagaimanakah kebijakan pariwisata?
5)    Bagaimanakah perencanaan  untuk pariwisata.
6)    Bagaimana konsep dan strategi pengembangan daerah tujuan wisata?
1.3  Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah iini ialah sebagai berikut
1)    Menjelaskan tentang pariwisata
2)    Menjelaskan jenis-jenis pariwisata
3)    Menjelaskan tentang potensi wisata
4)    Menjelkaskan tentang kebijakan pariwisata
5)    Menjelaskan perencanaan  untuk pariwisata
6)    Menjelaskan tentang Konsep dan Strategi Pengembangan Daerah Tujuan Wisata




BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Pariwisata
            Secara etimologis kata pariwisata berasal dari bahasa sansakerta yang terdiri atas dua suku kata yaitu “pari yang berarti banyak, berkali-kali, berputar-putar, dan keliling. Sedangkan kata “wisata” yang berarti perjalanan atau bepergian. Dengan demikian pengertian dari kata pariwisata berarti suatu perjalanan yang dilakukan secara berkali-kali atau berputar-putar dari suatu tempat ketempat yang lain. Menurut definisi yang luas seperti yang dikatan oleh Spillane (1985:5) pariwisata adalah perjalanan dari suatu tempat ketempat lain, bersifat sementara, dilakukan perorangan maupun kelompok, sebagai usaha mencari keseimbangan atau keserasian dan kebahagiaan dengan lingkuangan hidup dalam dimensi sosial, budaya, alam, dan ilmu.
            Pariwisata menurut Peraturan Daerah Provinsi Lampung nomor 6 tahun 2011 tentang Kepariwisataan adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh Masyarakat, Pengusaha, dan Pemerintah Daerah.               Wahab dalam bukunya yang berjudul An Introduction On Tourism Theory(Dalam Yoeti 1996: 116) mengatakan: Pariwisata adalah suatu aktivitas manusia dilakukan secara sadar, yang mendapat pelayanan secara bergantian di antara orang-orang dalam suatu negara itu sendiri , meliputi tempat tinggal orang-orang dari daerah lain untuk sementara waktu dalam mencari kepuasan yang beraneka ragam dan berbeda dengan apa yang dialami dimana ia memperoleh pekerjaan tetap, pariwisata itu terdiri dari tiga unsur yaitu manusia (man), orang yang melakukan pariwisata; ruang (space), daerah atau ruang lingkup tempat malakukan perjalanan; dan waktu (time), waktu yang digunakan selama dalam perjalanan dan tinggal di daerah tujuan wisata.
            Pengertian yang lain menyebutkan bahwa pariwisata adalah suatu proses kepergian sementara dari seorang atau lebih menuju tempat lain keluar tempat tinggalnya. Dorongan kepergian adalah karena berbagai kepentingan, baik karena kepentingan ekonomi, sosial, kebudayaan, politik, agama, kesehatan maupun kepentingan lain seperti karena sekedar ingin tahu, menambah pengalaman ataupun untuk belajar. Istilah pariwisata berhubungan erat dengan perjalanan wisata yaitu sebagai suatu perubahan tempat tinggal sementara seseorang diluar tempat tinggalnya karena suatu alasan dan bukan untuk kegitan menghasilkan upah (Suwantoro 2002: 3). Yoeti (1996: 118) dalam bukunya yang berjudul Pengantar Ilmu Pariwisata, bahwa pariwisata adalah : Suatu perjalanan yang dilakukan untuk sementara waktu, yang diselenggarakan dari suatu tempat ketempat yang lain dengan maksud bukan untuk berusaha (bussines) atau mencari nafkah di tempat yang dikunjungi, tetapi semata-mata untuk menikmati perjalanan tersebut guna pertamasyaan dan rekreasi atau untuk memenuhi keinginan yang beraneka ragam.
            Dari berbagai uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pariwisata adalah kegiatan yanGsangat diperlukan dalam masyarakat untuk menikmati perjalanan dan untuk bertamasya.
2.2 Jenis-jenis Pariwisata
            Berbicara tentang kepariwisataan tidak lepas dari jenis-jenis pariwisata dan macam-macam objek wisata. Adapun jenis-jenis pariwisata menurut  Nyoman S. Pendit (2003) dalam buku Ilmu Pengetahuan Pariwisata Sebuah Pengantar Perdana adalah :
a.    Wisata Budaya
Seorang melakukan perjalanan wisata atas dasar keinginan untuk memperluas  pandangan hidup  seseorang dengan jalan  mengadakan  kunjungan atau peninjauan ketempat lain atau keluar negeri, mempelajari keadaan rakyat, kebiasaan dana dapat istiadat mereka, budayadan seni mereka. Sering perjalanan serupa ini disatukan dengan kesempatan kesempatan mengambil bagian dalam kegiatan kegiatan budaya.
b.    Wisata Kesehatan
Hal ini dimaksudkan dengan perjalanan seorang wisatawan dengan tujuan untuk menukar keadaan dan lingkungan tempat tinggalnya sehingga bisa mengobati kelelahan-kelelahan jasmani dan rohani dengan mengunjung itempat peristirahatan seperti mandi di sumber air panas atau tempat menyediakan fasilitas- fasilitas kesehatan lainya.
c.    Wisata Olah Raga
Ini dimaksudkan dengan wisatawan-wisatawan yang melakukan perjalanan dengan tujuan berolahraga atau memang sengaja bermaksud mengambil bagian aktif dalam pesta olahraga disuatu tempat atau negara, seperti Asia Games, Olimpiade, Thomas Cup, Uber Cupdan lain-lain.
d.    Wisata Komersial
Dalam jenis ini termasuk perjalanan untuk mengunjungi pameran pameran dan pekan raya yang bersifat komersil seperti pameran industri, pameran dagang, dan sebagainya. Tidak jarang pameran atau pekan raya ini dimeriahkan dengan berbagai macam atraksi dan pertunjukan kesenian.
e.    Wisata Industri
Wisata industri adalah perjalanan yang dilakukan oleh rombongan pelajar atau mahasiswa atau orang-orang kesuatu komplek satu daerah perindustrian dimana pabrik-pabrik atau bengkel-bengkel besar, dengan tujuan dan maksud untuk mengadakan peninjauan atau penelitian.
f.     Wisata Politik.
Wisata politik adalah perjalanan yang dilakukan untuk mengunjungi atau mengambil bagian aktif dalam pariwisata kegiatan politik, misalnya ulang tahun perayaan 17 Agustus di Jakarta, Penobatan Ratu Inggris di London, dan sebagainya.
g.    Wisata Konvensi
Berbagai negara dewasa ini membangun wisata konvensi dengan menyediakan fasilitas bangunan dengan ruangan-ruangan  tempat bersidang bagi para peserta  suatu konferensi, musyawarah, konvensi atau pertemuan lainya.
h.    Wisata Sosial
Wisata sosial adalah pengorganisasian suatu perjalanan murah serta mudah untuk memberi kesempatan kepada golongan masyarakat ekonomi lemah untuk mengadakan perjalanan misalnya buruh, petani, atau mahasiswa.
i.      Wisata Pertanian
Wisata pertanian adalah pengorganisasian perjalanan yang dilakukan ke proyek-proyek pertanian, perkebunan, dan sebagainya dimana wisatawan rombongan dapat mengadakan kunjungan dan peninjauan untuk studi atau sekedar melihat-lihat sekelilingnya sambil menikmati segarnya tanaman beanekaragam dan suburnya pembibitan berbagai jenis sayur mayur dan palawija disekitar perkebunan yangdi kunjungi. 
j.      Wisata Maritim atau Bahari
Jenis wisata ini banyak dikaitkan dengan kegiatan olahraga air, seperti di danau,   pantai, atau memancing, berlayar, menyelam sambil melakukan pemotretan, kompetisi berselancar, balapan mendayung, berkeliling melihat taman laut dengan pemandangan yang indah dari permukaan air, serta berbagai rekreasi perairan. 
k.    Wisata Cagar Alam
Jenis wisata ini banyak diselenggarakan oleh agen atau biro perjalanan yang mengkhususkan wisata dengan jalan mengatur wisata ketempat cagaralam atau hutan lindung.
l.      Wisata Buru
Jenis wisata ini banyak dilakukan dinegeri yang memiliki daerah atau tempat berburu yang dibenarkan oleh pemerintah yang digalakan oleh agen atau biro perjalanan. Wisata buru ini diatur dalam bentuk safari buru ke daerah atau hutan. 
m.   Wisata Pilgrim
Jenis wisata ini sedikit banyak dikaitkan dengan agama, sejarah, adat- istiadat dan kepercayaan umat atau kelompok dalam masyarakat yang dilakukan baik perorangan  maupun rombongan yang berkunjung ketempat suci, kemakam- makam orang besar atau pemimpin yang diagungkan, kebukit atau gunung yang dianggap keramat, tempat
pemakaman tokoh atau pemimpin sebagai manusia ajaib penuh legenda. Wisata Pilgrim ini banyak dihubungkan dengan niat atau hasrat sang wisatawan untuk memperoleh restu, kekuatan batin, keteguhan iman danti dakjarang pula untuk tujuan memperoleh berkah dan kekayan melimpah. Ditanah air kita banyak tempat suci atau keramat yang dikunjungi oleh umat- umat beragama tertentu ,misalnya seperti Candi
Borobudur, Prambanan, Pura Besakih di Bali, Sendangsono di Jawa Tengah, makam Wali Songo, dan sebagainya.
n.    Wisata Bulan Madu
Wisata bulan maduadalah perjalanan yang dilakukan oleh pasangan pengantin baru yang diselenggarakan oleh agen atau biro perjalanan dengan fasilitas yang istimewa atau khusus yang sedang berbulan madu dengan fasilitas khusus dan tersendiri demi kenikmatan perjalanan dan kunjungan mereka, seperti kamar pengantin dihotel yang khusus disediakan dengan peralatan yang serba istimewa.
o.    Wisata Petualangan
Wisata petualangan adalah jenis wisata yang melakukan kegiatan wisata seperti masuk hutan belantara yang  tadinya  belum pernah dijelajah, mendaki tebing yang terjal, terjun kedalam sungai yang curam, arung jeram menyusuri goa dan susur pantai.
2.3 Pengertian Potensi Pariwisata
            Pariwisata menurut undang-undang nomor 10 tahun 2009 tentang Kepariwisataan adalah segala sesuatu yang memiliki keunikan, keindahan, dan nilai yang berupa keanekaragaman kekayaan alam, budaya, dan hasil buatan manusia yang menjadi sasaran atau tujuan kunjungan wisatawan. 
Mariotti dalam Yoeti (1996: 172) mengatakan potensi pariwisata merupakan sesuatu yang dimiliki oleh suatu wisata yang menjadi daya tarik bagi para wisatawan dan dimiliki oleh setiap tempat wisata.Potensi wisata adalah segala sesuatu yang terdapat di daerah tujuan wisata dan merupakan daya tarik agar orang-orang mau berkunjung ke tempat tersebut.
Sukardi (1998:67), juga mengungkapkan pengertian yang sama mengenai potensi pariwisata, sebagai segala yang dimiliki oleh suatu daya tarik wisata dan berguna unuk mengembangkan industri pariwisata di daerah tersebut. Jadi yang dimaksud dengan potensi pariwisata adalah sesuatu yang dapat dikembangkan menjadi daya tarik sebuah obyek wisata. Dalam penelitian ini potensi pariwisata dibagi menjadi empat macam yaitu  potensi bahari, religi (budaya), ekowisata dan event wisata.
2.4 Kebijakan Pariwisata
Menurut Goeldner il. ali es., tourism policy adalah: Suatu kelompok peraturan, ketentuan, tujuan dan strategi untuk pengembangan/promosi, yang menyediakan suatu kerangka untuk mengambil keputusan secara kolektif dan invidual yang mempengaruhi pengembangan pariwisata secara langsung, serta aktifitas harian dalam suatu destinasi.
Dapat dikatakan bahwa kebijakan pariwisata mencoba untuk menyediakan pengalaman pengunjung yang berkualitas dan  memberikan “profit”/keuntungan kepada para stakeholder destinasi sambil memastikan bahwa destinasi tidak dikompromi dalam integritas lingkungan, sosial dan budaya.
Terdapat beberapa fungsi dari kebijakan pariwisata, yakni sebagai berikut : Mendefinisikan “rules of the game” yakni kerangka yang menjadi dasar untuk “operatoroperator” pariwisata.
1.    Menentukan aktifitas dan perilaku yang diharapkan.
2.    Memberikan suatu arahan (direction) dan bimbingan untuk semua stakeholder pariwisata di suatu destinasi
3.     Memfasilitasi consensus berdasarkan strategi dan tujuan yang spesifik untuk suatu daerah destinasi tertentu.
4.    Memberikan kerangkan untuk diskusi public/swasta tentang peran dan kontribusi dari sektor pariwisata kepada ekonomi dan kepada masyarakat secara umum.
5.     Memberikan kerangka untuk diskusi publik/swasta tentang peran dan kontribusi dari sektor pariwisata kepada ekonomi dan kepada masyarakat secara umum. 6. Memungkinkan pariwisata bisa berhadapan bersama dengan sektor-sektor lain dari ekonomi.
2.5 Perencanaan Pariwisata.
            Kebijakan pariwisata memberikan filsafat dasar untuk pembangunan dan menentukan arah pengembangan pariwisata di destinasi tersebut untuk masa depan. Sebuah destinasi dapat dikatakan akan melakukan pengembangan wisata jika sebelumnya sudah ada aktivitas wisata. Dalam pelaksanaan pengembangan, perencanaan merupakan faktor yang perlu dilakukan dan dipertimbangkan. Menurut Inskeep (1991:29), terdapat beberapa pendekatan yang menjadi pertimbangan dalam melakukan perencanaan pariwisata, diantaranya:
1.    Continous Incremental, and Flexible Approach, dimana perencanaan dilihat sebagai proses yang akan terus berlangsung didasarkan pada kebutuhan dengan memonitor feed back yang ada.
2.    System Approach, dimana pariwisata dipandang sebagai hubungan sistem dan perlu direncanakan seperti dengan tehnik analisa sistem.
3.     Comprehensive Approach, berhubungan dengan pendekatan sistem diatas, dimana semua aspek dari pengembangan pariwisata termasuk didalamnya institusi elemen dan lingkungan serta implikasi sosial ekonomi, sebagai pendekatan holistik.
4.     Integrated Approach, berhubungan dengan pendekatan sistem dan keseluruhan dimana pariwisata direncanakan dan dikembangkan sebagai sistem dan keseluruhan dimana pariwisata direncanakan dan dikembangkan sebagai sistem yang terintegrasi dalam seluruh rencana dan total bentuk pengembangan pada area.
5.    Environmental and sustainable development approach,  pariwisata direncanakan, dikembangkan, dan dimanajemeni dalam cara dimana sumber daya alam dan budaya tidak mengalami penurunan kualitas dan diharapkan tetap dapat lestari sehingga analisa daya dukung lingkungan perlu diterapkan pada pendekatan ini.
6.    Community Approach, pendekatan yang didukung dan dikemukakan juga oleh Peter Murphy (1991) menekankan pada pentingnya memaksimalkan keterlibatan masyarakat lokal dalam perencanaan dan proses pengambilan keputusan pariwisata, untuk dapat meningkatkan yang diinginkan dan kemungkinan, perlu memaksimalkan partisipasi masyarakat dalam pengembangan dan manajemen yang dilaksanakan dalam pariwisata dan manfaatnya terhadap sosial ekonomi.
7.     Implementable Approach, kebijakan pengembangan pariwisata, rencana, dan rekomendasi diformulasikan menjadi realistis dan dapat diterapkan, dengan tehnik yang digunakan adalah tehnik implementasi termasuk pengembangan, program aksi atau strategi, khususnya dalam mengidentifikasi dan mengadopsi.
8.    Application of systematic planning approach, pendekatan ini diaplikasikan dalam perencanaan pariwisata berdasarkan logika dari aktivitas.


GAMBAR 1  TOURISM STRATEGY
TOURISM STRATEGY Examples for
 





Goal Mengembangkan potensi pariwisata di daerah tertentu
Objectives Menentukan atraksiatraksi baru yang dapat dikembangkan. Mendorong masyarakat untuk membangun penginapan/homesta
 



Sumber : Godfrey & Clarke , 113
Menurut Godfrey & Clarke “Goals and Objectives” yang realistis adalah inti untuk pengembangan pariwisata yang bersukses. Tourism Action Steps menyangkut siapa, apa, dimana dan bagaimana yang menjelaskan bagaimana caranya goals and objectives akan dilaksanakan. Tindakan pariwisata menyatakan apa yang akan dilakukan, kapan akan dilakukan dan oleh siapa. Tourism Action Steps harus jelas dan mempunyai jangka waktu yang ditentukan dan tujuan yang diharapkan. Pelaksanaan tindakan itu dapat didelegasikan secara individu atau berkelompok.
2.6 Konsep dan Strategi Pengembangan Daerah Tujuan Wisata
Sebuah destinasi dapat dikatakan akan melakukan pengembangan wisata jika sebelumnya sudah ada aktivitas wisata. Untuk dapat meningkatkan potensi pariwisatanya, yang perlu dilakukan adalah merencanakan pengembangan wisata agar dapat lebih baik dari sebelumnya. Tiga prinsip utama dalam sustainability development (McIntyre, 1993: 10):
1.    Ecological Sustainability, yakni memastikan bahwa pengembangan yang dilakukan sesuai dengan proses ekologi, biologi, dan keragaman sumber daya ekologi yang ada.
2.    Social and Cultural Sustainability, yaitu memastikan bahwa pengembangan yang dilakukan memberi dampak positif bagi kehidupan masyarakat sekitar dan sesuai dengan kebudayaan serta nilai-nilai yang berlaku pada masyarakat tersebut.
3.     Economic Sustainability, yaitu memastikan bahwa pengembangan yang dilakukan efisien secara ekonomi dan bahwa sumber daya yang digunakan dapat bertahan bagi kebutuhan di masa mendatang.
Sementara itu dilain hal, sektor pariwisata terdiri atas beberapa komponen yang berbeda yang harus benar-benar dimengerti dan direncanakan dan dikembangkan secara terintegrasi dalam masyarakat. Segalanya untuk kenyamanan perencanaan pariwisata dalam masyarakat itu sendiri, komponen-komponen pendekatan pengembangan pariwisata menurut Edward Inskeep (1998) adalah sebagai berikut:




GAMBAR  2. KOMPONEN PERENCANAAN/ PENGEMBANGAN PARIWISATA



                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                        

BAB III
PENUTUP
3.1  Kesimpulan
Pariwisata adalah perjalanan dari suatu tempat ketempat lain, bersifat sementara, dilakukan perorangan maupun kelompok, sebagai usaha mencari keseimbangan atau keserasian dan kebahagiaan dengan lingkuangan hidup dalam dimensi sosial, budaya, alam, dan ilmu.
           Jenis-jenis pariwisata yaitu : wisata budaya, wisata kesehatan, wisata olah raga, wisata komersial, wisata industri, wisata politik, wisata konvensi, wisata sosial, wisata pertanian, wisata maritim atau bahari, wisata cagar alam, wisata buru, wisata pilgrim, wisata bulan madu dan wisata petualangan.
Potensi pariwisata merupakan sesuatu yang dimiliki oleh suatu wisata yang menjadi daya tarik bagi para wisatawan dan dimiliki oleh setiap tempat wisata.Potensi wisata adalah segala sesuatu yang terdapat di daerah tujuan wisata dan merupakan daya tarik agar orang-orang mau berkunjung ke tempat tersebut.
Beberapa pendekatan yang menjadi pertimbangan dalam melakukan perencanaan pariwisata yaitu continous incremental, and flexible approach, system approach, comprehensive approach, comprehensive approach, integrated approach, environmental and sustainable development approach, community approach, implementable approach dan application of systematic planning approach.
Tiga prinsip utama dalam sustainability development yaitu ecological sustainability, social and cultural sustainability dan economic sustainability.















DAFTAR PUSATAKA
Black, James.1999, Metoda dan Masalah Penelitian Sosial, PT. Refika Aditama, Bandung.
Butler R.1992. Alternative Tourism : The Thin Edge of the Wedge, dalam Smith dan Eadington (1992) Tourism Alternative, Potentials and Problems in The Development of Tourism. University of Pensylavinia, Philadelphia.
Clarke J & Godfrey K. 2000, The Tourism Development Handbook : A Practical Approach To Planning and Marketing. Continuum, London.
Dahuri. R, Rais J; Ginting SP; Sitepu. 2001, Pengelolaan Sumber Daya Wilayah Pesisir dan Lautan Secara Terpadu. PT. Pradnya Paramita, Jakarta.
 Fandeli, Chafid, 2002, Perencanaan Kepariwisataan Alam. Fakultas Kehutanan Gajah Mada. Pustaka Pelajar, Yogyakarta.
Goeldner R, Ritchie B.R.J; McIntosh W.R. 2000, Tourism : Principles, Practices, Philosophies. Jon Willey & Sons, Canada.
Gunn C. 1994, Tourism Planning; Basic, Concepts and Cases, Taylor and Francis, USA.
Inskeep Edward, 1998, Guide for local Authorities on Developing Sustainable Tourism. World Tourism Organization, New York.
Kartajaya, Hermawan., Yuswohadi, Sunarto, 2005, Attracting Tourists, Traders, Investors, Strategi Memasarkan Daerah di Era Otonomi Daerah.Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
 Litbang Kompas, 2006 McInteyre George, 1993, Sustainable Tourism Development, Guide for Local Planners. World Tourism Organization.
Midleton Victor T C. 1998. Sustainable Tourism : A Marketing Perspective. Buttenworth-Heinemann.
Moleong J,Lexy. 1999, Metodologi Penelitian Kualitatif, Remaja Rosdakarya, Bandung.
 Kartajaya, Hermawan; Yuswohadi, Sunarto, 2005, Attracting Tourists, Traders, Investors, Strategi Memasarkan Daerah di Era Otonomi Daerah.
 Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Ristanto, Hari. 2002. Diktat Perencanaan Pariwisata.
Manajemen Kepariwisataan. Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung. SuDjana, 2002, Metoda Statistika, Tarsito, Bandung.
Tjiptono, Fandy ; 2000, Strategi Pemasaran, ANDI, Yogyakarta.



     



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Materi Planktonologi (Zooplankton air tawar dan air laut)

MAKALAH INDEKS SIMILARITAS DAN INDEKS JARAK